Minggu, 12 November 2017
DAFTAR IKAN TUNA YANG DAPAT DIPIJAHKAN LEWAT BUDIDAYA
1. TUNA SIRIP BIRU
NAMA LAIN: Bluefin Tuna, Giant Tuna, Horse Mackerel
JENIS: Thunnus Thynnus
UKURAN: Umumnya 100-300 kg, kadang mencapai 450 kg REKOR DUNIA: 1,496 pounds
KARAKTER: Petarung yang tangguh dilaut dalam. Diantara keluarga Tuna, Tuna Sirip Biru adalah yang terbesar dan petarung yang paling tangguh dikarenakan ukurannya yang sangat besar.
2. TUNA SIRIP KUNING
NAMA LAIN: Yellowfin Tuna, Allison Tuna, Ahi
JENIS: Thunnus Albacres
UKURAN: Umumnya lebih dari 100 kg, maximum bisa mencapai 200 kg
REKOR DUNIA: 388 pounds
KARAKTER: Petarung yang tangguh kedua setelah Tuna Sirip Biru, dan hanya dikarenakan oleh ukurannya yang lebih kecil dibandingkan dengan Tuna Sirip Biru.
3. TUNA MATA BESAR
NAMA LAIN: Bigeye Tuna
JENIS: Thunnus Obesus
UKURAN: Umumnya 25-500 kg, kadang mencapai 150 kg
REKOR DUNIA: 435 pounds
KARAKTER: Ukuran Tuna yang baik dan perlawanan yang setara dengan ukurannya.
4. TUNA GIGI ANJING
NAMA LAIN: Dogtooth Tuna, Scaleless Tuna, Peg tooth Tuna
JENIS: Gymnosarda Unicolor
UKURAN: Umumnya berkisar 150 kg
REKOR DUNIA: Tidak ada
KARAKTER: Petarung yang tangguh dikedalaman laut yang biasanya memanfaatkan struktur gugusan karang untuk membuat jengkel pemancing
5. TUNA SIRIP PANJANG
NAMA LAIN: Albacore, Longfin Tuna
JENIS: Thunnus Alalunga
UKURAN: Umum 5-25 kg, kadang mencapai 40 kg lebih
REKOR DUNIA: 88 pounds
KARAKTER: Dikenal karena kegigihannya, bahkan diantara keluarga Tuna yang tangguh sekalipun.
6. TUNA SIRIP HITAM
NAMA LAIN: Blackfin Tuna, Bermuda Tuna, Football
JENIS: Thunnus Altanticus
UKURAN: Umum 1-10 kg, kadang mencapai 20 kg lebih
REKOR DUNIA: 45 pounds
KARAKTER: Terbaik diantara jenis ikan yang dipancing dengan piranti yang sekelas dengan berat ikan.
7. TUNA SKIPJACK (jenis tongkol)
NAMA LAIN:Skipjack Tuna, Oceanic Bonito, Arctic Bonito, Striped Tuna, Watermelon
JENIS: Katsuwonus Pelamis
UKURAN: Umum 1-5 kg, sering mencapai 7,5 kg lebih
REKOR DUNIA: 45 pounds
KARAKTER: Petarung yang hebat untuk piranti ringan.
8. TUNA KECIL (jenis tongkol)
NAMA LAIN:Little Tunny, Blue Bonito, False Albacore, Little Tuna
JENIS: Euthynnus Alletteratus
UKURAN: Umum 1-7,5 kg, sering mencapai 15 kg lebih
REKOR DUNIA: 35 pounds
KARAKTER: Petarung yang hebat untuk piranti ringan.
9. BONITO ATLANTIC (jenis tongkol)
NAMA LAIN: Atlantic Bonito, Northern Bonito, Katonotel, Boston Mackerel
JENIS: Sarda Sarda
UKURAN: Umum 2-5 kg, maximum bisa mencapai 10 kg
REKOR DUNIA: 18 pounds
KARAKTER: Seperti Tuna lainnya, termasuk petarung yang hebat.
10. FRIGATE MACKEREL (jenis tongkol)
NAMA LAIN: Bonito, Tinker Mackerel
JENIS: Auxis thazard
UKURAN: Merupakan yang terkecil diantara keluarga Tuna
REKOR DUNIA: Tidak ada
KARAKTER: Jika bermaksud memancingnya (biasanya sebagai umpan untuk ikan yang lebih besar), peralatan yang paling baik adalah piranti jenis Spinning dengan umpan jigging kecil.
KOMODITAS IKAN YANG DIBUDIDAYAKAN DI INDONESIA
Perikanan
budidaya terbagi dalam tiga subsektor yaitu budidaya air tawar, budidaya air
payau dan budidaya laut. Setiap subsektor perikanan budidaya memiliki
karakteristik wadah budidaya yang umumnya berbeda-beda. Salinitas airnya pun
berbeda dan jenis ikan yang dibudidayakan juga berbeda walaupun ada beberapa
komoditas yang dapat dibudidayakan di dua jenis subsektor.
Diantara tiga
subsektor perikanan budidaya, perikanan budidaya air tawar memiliki jenis ikan
yang dapat dibudidayakan sangat beragam. Hal ini tentu sangat wajar karena
umumnya komoditas perikanan budidaya air tawar mudah untuk dibudidayakan dan
memerlukan modal yang tidak semahal pada dua subsektor lainnya. Selain itu,
perikanan budidaya air juga lebih memasyarakat karena jenis ikannya lebih
banyak dikenali dan sangat disukai oleh para penggemar ikan.
Ikan air
tawar indonesia sangat beraneka ragam. Tersebar di perairan tawar seperti di
sungai, rawa, waduk, dan danau. Ikan-ikan yang selama ini sering ditemui pada
daerah-daerah tersebut sebagian sudah dapat dibudidayakan di Indonesia. Ikan
–ikan ini antara lain dapat dibudidayakan dalam wadah kolam, karamba , jaring
apung dan dalam wadah minapadi.
Diantara
ikan- ikan yang sudah dapat dibudidayakan di Indonesia dan berkembang dengan
sangat baik antara lain :
1. IKAN MAS
Secara
taksonomi, ikan mas tergolong dalam marga cyprinus. Ikan ini dipercaya telah
dipelihara sejak 475 sebelum masehi. Di Indonesia ikan ini mulai dipelihara
sejak tahun 1920. Ikan ini berasal dari daratan eropa dan tiongkok. Sedangkan
yang dibudidayakan di Indonesia diduga berasal dari daerah tiongkok selatan.
Menurut buku statistik perikanan budidaya, daerah yang merupakan penghasil ikan
mas budidaya adalah seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Sedangkan sentra
budidaya ikan mas ada di provinsi Jawa Barat, Sumatera Barat dan Sumatera
Utara. Ketiga provinsi ini merupakan penghasil utama ikan mas Indonesia.
2. NILA
Ikan nila
asalnya dari sungai nil dan perairan disekitarnya. Ikan ini diduga telah
dipelihara sejak jaman mesir purba. Ikan yang diintroduksi dari afrika bagian
timur pada tahun 1969 ini mudah untuk dibudidayakan dan termasuk pemakan
segalanya atau omnivora karena itu ikan ini juga terdapat disetiap provinsi di
Indonesia. Ikan ini juga dapat dibudidaya di perairan air payau. Sentra
budidaya ikan nila terdapat di provinsi jawa barat, sumatera selatan, sumatera
barat, sumatera utara, kalimantan selatan dan jawa tengah.
3. NILEM
Ikan nilem
bentuk hampir mirip dengan ikan mas. Bedanya terletak pada warnanya yang hijau
abu-abu, kepalanya relatif lebih kecil dibandingkan dengan ikan mas dan adanya
dua pasang sungut peraba yang terletak pada bagian mulutnya. Ikan nilem
dibudidayakan di provinsi Jawa barat, jawa timur, banten, bengkulu dan lampung.
Produksi tertinggi pada tahun 2009 dipegang oleh provinsi jawa barat diikuti
kemudian oleh provinsi jawa timur.
4. TAWES
Perkembangan
budidaya masih di sekitar jawa namun beberapa provinsi di luar jawa pun sudah
mengembangkan ikan jenis ini untuk di budidayakan. Sentra budidaya ikan tawes
ada di provinsi Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Selain di pulau jawa,
sebagian besar provinsi yang ada di pulau sumatera telah membudidayakan ikan
jenis ini. Ikan ini termasuk ikan yang biasa dikonsumsi oleh penduduk di asia
tenggara daratan dan kepulauan.
5. LELE
Ikan yang
termasuk dalam keluarga clarias ini, mudah untuk dibudidayakan dan dapat
dipelihara dengan padat tebar yang tinggi. Ikan lele dalam bahasa inggris catfish ini
tergolong ikan yang lincah dan kuat seperti nama ilmiahnya clarias yang berarti
lincah atau kuat. Ikan lele yang dibudidayakan untuk dikonsumsi dan terkadang
untuk menjaga kualitas air yang sudah tercemar . Lele dibudidayakan oleh sebagian besar
provinsi di Indonesia. Sentra budidaya ikan lele terdapat di pulau jawa atau
tepatnya di provinsi jawa barat, jawa timur dan jawa tengah.
6. PATIN
Ikan patin
masih sekerabat dengan ikan Lele dan baung yang merupakan ikan yang memiliki
kumis. Ikan ini merupakan ikan yang memiliki cita rasa yang enak bila sudah
diolah. Patin saat ini dapat dibudidayakan di wadah kolam, karamba atau pun
jaring apung. Di jambi ikan ini dibudidayakan dengan baik di dalam kolam dan
jaring apun yang tersebar di sepanjang sungai batang hari. Tidak semua daerah
di Indonesia mengembangkan budidaya ikan patin. Padahal pemeliharaan ikan ini
tidaklah rumit. Bisa dikatakan mudah seperti halnya dalam memelihara ikan lele
karena ikan patin juga termasuk golongan ikan pemakan segalanya. Sentra
budidaya ikan patin terletak di provinsi Jawa barat, sumatera selatan dan
jambi.
7. BAUNG
Baung
merupakan ikan air tawar termasuk dalam keluarga ikan berkumis yang biasa hidup
di perairan muara sungai sampai dengan ke hulunya. Ikan ini dapat ditemukan di
perairan sumatera, jawa dan kalimantan. Ikan ini bersifat nokturnal , yaitu
kegiatan makannya lebih sering dilakukan di malam hari. Habitat asli ikan ini
dapat ditemukan di perairan provinsi riau karena itu riau dikenal sebagai
penghasil ikan baung. Ikan yang oleh orang sumatera sering diolah menjadi salah
satu bahan dasar untuk membuat sayur pindang nan lezat ini telah di budidayakan
oleh provinsi Riau dan Kalimantan Tengah.
8. GABUS
Ikan gabus,
pada awal merupakan ‘musuh’ para pembudidaya karena ikan ini merupakan ikan
buas bersifat predator yang hidup di perairan tawar. Di kalimantan ikan ini
dikenal dengan nama ikan haruan dan memang ikan haruan banyak ditemui di
kalimantan. Daerah kalimantan yang dikenal berawa-rawa merupakan tempat hidup
yang cocok untuk ikan ini. Oleh karenanya tidak mengherankan jikalau yang
pertama kali membudidayakannya adalah provinsi yang ada di Kalimantan. Sentra
budidaya ikan gabus teletak di provinsi kalimantan timur dan kalimantan
selatan. Tidak banyakprovinsi yang mengembangkan budidaya ikan gabus. Selain
dua provinsi tersebut, gabus juga sudah dibudidayakan di kalimantan tengah,
pulau jawa tepatnya di provinsi jawa tengah dan jawa timur serta pulau sumatera
yang diwakili oleh provinsi jambi.
9. BELIDA
Secara
taksonmi ikan belida tergolong dalam suku Notopteridae yang artinya berpunggung
pisau dan kalau dilihat secara kasat mata memang bentuk menyerupai pisau. Ikan
yang memiliki nama ilmiah Notopetrus chitala HB ini oleh penduduk sumatera
selatan diberi nama belida karena ikan menurut mereka ikan ini pandai
berdiplomasi. Kata belida sendiri terdiri dari dua kata yaitu ‘be’ yang artinya
punya dan lida artinya “lidah”. Ikan belida yang di kalimantan dikenal dengan
nama ikan pipih, tidak banyak yang tahu jika sudah dapat dibudidayakan.
Berdasarkan laporan statistik daerah yang masuk ke ditjen perikanan budidaya,
hanya kalimantan barat yang membudidayakan ikan jenis ini.
10. JELAWAT
Sebagian
masyarkat Indonesia tidak banyak yang mengenal ikan jenis ini. Padahal rasa
ikan ini jika sudah diolah tidak kalah dengan ikan-ikan air tawar lainnya. Ikan
yang memiliki nama ilmiah Leptobarbus hoeveni merupakan ikan asli Indonesia
yang banyak ditemui diperairan sumatera dan kalimantan dan juga dikenal dengan
nama ikan sultan. Ikan juga termasuk sebgai ikan predator yang memangsa ikan
lainnya. Ikan ini memiliki nilai ekonomis tinggi, sudah sangat dikenal di
singapura dan malaysia sebagai menu santapan sedang di Indonesia ikan ini masih
kalah populer dibandingkan ikan air tawar lainnya. Sentra ikan budidaya ikan
ini yang banyak ditemui dipedalaman kalimantan ternyata produksi budidayanya
tertinggi ada di provinsi Riau. Sebagai daerah yang dikenal sebagai tempat hidup
ikan jelawat sebagian besar provinsi kalimantan mengembangkan budidaya ikan
jenis ini, yaitu kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan timur.
11. TOMAN
Toman secara
sekilas bentuknya dan tubuhnya mirip dengan ikan gabus. Namun, ada perbedaan
pada corak warna tubuhnya. Ikan toman pada beberapa bagian tubuhnya jika
diperhatikan ada titik warna hitam yang tidak dimiliki oleh ikan gabus.
Persamaan bentuk dengan gabus membuat ikan ini digolongkan dalam famili yang
sama dengan ikan gabus yaitu Channidae. Ikan ini dalam bahasa inggris disebut
red snakehead. Kata ‘red’ merujuk pada warna yang dimiliki ketika masih muda
sedangkan kata snakehead merujuk pada bentuk kepalanya yang menyerupai ular
persis seperti ikan gabus. Pengembangan budidaya ikan jenis ini juga terdapat
di semua provinsi di pulau kalimantan utama di provinsi kalimantan timur.
Daerah lain diluar kalimantan yang mengembangkan budidaya ikan ini hanya
provinsi Jambi.
12. BAWAL
Bawal yang
dikenal dengan nama ilmiah colossoma macropomum ini, dibanding ikan air tawar
lainnya sudah sangat banyak yang membudidayakan. Apalagi budidaya ikan jenis
tidaklah sulit bahkan bisa dikatakan mudah karena ikan ini tergolong menyukai
banyak jenis makanan termasuk sayuran. Budidaya ikan bawal banyak ditemui di pulau
jawa, sumatera dan kalimantan. Sentra budidaya ikan bawal terdapat di provinsi
jawa barat yang dikenal sebagai penghasil ikan air tawar budidaya terbesar di
Indonesia. Sedangkan di sumatera ikan ini dapat ditemui antara lain di provinsi
Riau.
13. BETOK
Ikan betok
termasuk ikan yang dapat dibudidayakan. Ikan ini memiliki karakaterik kepala
dan memiliki sisik yang keras dan tergolong ikan yang memiliki banyak duri.
Ikan yang memiliki nama lain sebagai ikan papuyu ini merupakan ikan asli
Indonesia namun tidak banyak daerah yang mengembangkan ini jenis ini. Menurut
laporan dari berbagai daerah hanya provinsi kalimantan selatan, kalimantan
tengah, sulawesi selatan dan jambi yang ada budidaya ikan jenis ini.
14. BETUTU
Ikan yang
tersbar di kawasan asia tenggara ini dikenal sebagai ikan yang malas berpindah
tempat. Sering juga ikan ini dipanggil sebagai gabus malas. Dalam bahas inggris
disebut dengan nama marble goby atau marble sleeper merujuk pada corak warna
tubuhnya yang seperti batu pualam kemerah-merahan. Ikan betutu dikembangkan
sebagai ikan budidaya oleh provinsi kalimantan timur, kalimantan tengah,
kalimantan barat, Aceh dan Jambi.
15. GURAME
Gurame merupakan ikan yang memiliki nilai
ekonomis tinggi dan merupakan ikan unggulan perikanan budidaya. ikan ini memang
berbeda dengan ikan air tawar lainnya yang cenderung mudah dibudidayakan. Gurame termasuk
ikan yang membutuhkan perhatian lebih dalam membudidayakannya namun hal itu
sebanding dengan harganya yang tergolong tinggi dibanding ikan air tawar
lainnya. Ikan ini dibudidayakan di sebagian besar daerah Indonesia. Hanya pulau
sulawesi saja yang tidak mengembangkan ikan jenis ini. Sentra budidaya gurame
ada di Jawa barat, jawa tengah, jawa timur dan sumatera barat.
16. MUJAIR
Ikan mujair
penampakannya mirip dengan ikan nila. Ikan yang pertama kali ditemukan oleh pak
mujair di muara sungai serang, blitar provinsi jawa timur pada tahun 1939. Nama
ilmiahnya oreochromis mossambicus dan dalam bahasa inggris dikenal dengan nama
java tilapia. Sama sepertinya hal saudaranya yaitu ikan nila, ikan mujair juga
dapat dibudidayakan di air payau. ikan ini dibudidayakan di sebagian besar
wilayah Indonesia karena sifatnya yang mudah beradaptasi dengan kondisi
lingkungan dan ketersediaan makanan ynag berbeda-beda. Sentra budidaya ikan
mujair terdapat di provinsi jawa barat, jawa timur dan jawa tengah.
Dengan nama
ilmiah Trichogaster pectoralisi ini ternyata ikan sepat siam merupakan ikan air
tawar anggota suku Osphronemidae secara taksonomi. Dalam bahasa inggris sering
disebut snake-skin gouramy karena kulitnya yang belang-belang mirip dengan
kulit ular. Nama siam sendiri merupakan nama lama dari bahasa thailand. Ikan
ini hidup dalam habitat rawa, danau dan sungai. Ikan sepat siam dibudidayakan
oleh provinsi jawa barat, jawa tengah, jawa timur, jambi, kalimantan selatan,
kalimantan timur, sulawesi selatan, sumatera selatan dan banten. Sentra budidaya
ikan ini terletak di provinsi jawa barat.
18. SIDAT
Ikan yang
memiliki nama ilmiah Anguila sp ini, di Indonesia ada enam jenis yaitu Anguilla
mormorata, Anguilla celebensis, Anguilla ancentralis, Anguilla borneensis,
Anguilla bicolor bicolor dan Anguilla bicolor pacifica. Ikan ini hidup baik di
perairan yang berbatasan dengan laut dalam. Selain itu, ikan ini juga dapat
hidup diperairan tawar seperti sungai, danau dan rawa-rawa. Ikan sidat belum
banyak dikembangkan di Indonesia. Hanya provinsi jawa timur saja yang
mengembangkan budidaya ikan sidat.
19. BELUT
Ikan ini
memiliki nama ilmiah Synbranchus sp. Biasanya dapat mudah ditemukan didaerah
berawa-rawa dan sawah-sawah. Ikan ini tidak memerlukan kondisi iklim dan
geografis yang spesifik. Dapat hidup didataran rendah maupun di dataran yang
tinggi. Begitu pula dengan kondisi cuarah hujan tidak memiliki batasan yang
spesifik. Ikan belut saat ini, telah dikembangkan pembudidayaannya di Provinsi
Jawa Barat.
20. TAMBAKAN
Ikan ini
merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki cita rasa yang lezat
dengan kandungan protein yang sangat tinggi. Ikan yang memiliki nama ilmiah
Helostoma Temminckii ini punya kebiasaan suka mencium saat mengambil makanan
dari permukaan benda padat ataupun saat berduel dengan sesama jenis. Ikan ini
hidup diantara perairan permukaan dan wilayah dalam perairan. Habitat asli ini
berada pada wilayah tropis yang dangkal, berarus tenang dan terdapat banyak
tanaman air. Sentra budidaya ikan ini terletak di provinsi jawa barat dan jawa tengah.
Sementara untuk wilayah sumatera terletak di sumatera selatan, lampung dan
jambi .
21. UDANG
GALAH
Udang galah
merupakan salah satu jenis udang yang dapat dibudidayakan di perairan tawar.
Dalam pembudidayaan udang galah dapat dipolikultur dengan ikan seperti tawes
dan ikan nilem. Udang galah seperti halnya udang yang ada di budidaya tamabak,
memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Udang jenis ini telah dibudidayakan
di jawa dan bali. Budidaya udang galah sangat berkembang di wilayah jawa barat
karena itu tidak salah jika provinsi ini dikenal pula sebagai sentra budidaya
udang galah. Daerah diprovinsi jawa barat yang membudidayakan udang jenis ini
yaitu kabupaten garut, kabupaten tasikmalaya dan kabupaten ciamis.
22. LOBSTER
Lobster
merupan jenis udang-udangan atau crustacea. Lobster selain sebagai ikan
konsumsi juga dapat dijadikan sebagai ikan hias karena bentuk dan warnanya yang
indah. Lobster juga merupakan salah satu komoditas yang memiliki nilai ekonomis
ynag cukup tinggi. Lobster memiliki berbagai macam jenis dan dari sekian banyak
jenis lobster yang dikembangkan untuk budidaya adalah jenis cherax. Lobster
belum banyak dikembangkan budidayanya provinsi papua dan jawa timur.
23. KODOK
Kodok
merupakan komoditas perikanan yang dapat dibudidayakan dan merupakan komditas
ekspor. Kodok yang sering dibudidayakan adalah jenis kodok hijau yang sangat
disukai sebagai santapan oleh orang luar. Tidak banyak daerah yang
mengembangkan budidaya kodok. Padahal komoditas ini memiliki peluang pasar yang
sangat baik. Kodok yang sebagaian orang masih mempertanyakan kehalalannya ini,
pembudidayaannya dapat ditemui di provinsi jawa timur
24. LABI-LABI
Labi-labi
adalah kura-kura air tawar yang secara taksonomi masuk dalam suku trionyx.
Labi-labi mempunyai kebiasaan berjemur yang dilakukan untuk mengeringkan air
yang ada pada cangkangnya sehingga lumut-lumut dan kamur-janur yang menempel
akan kering dan terkelupas. Sehingga kesehatan labi-labi dapat terjaga dari
penyakit yang terutama diakibatkan oleh jamur. Labi-labi termasuk hewan yang
penakut dan menyukai lingkungan yang tenang. Labi-labi sebenarnya sudah dapat
dibudidayakan namun berdasarkan laporan data statistik komoditas ini sangat
jarang yang membudidayakannya. Terakhir provinsi yang melaporkan adanya
produksi labi-labi hasil budidaya adalah provinsi sumatera barat. Selain itu,
tidak ditemui dalam laporan statistik daerah yang melaporkan tentang
perkembangan hasil budidaya labi-labi.
IKAN BELANAK DAN IKAN TINTANG
IKAN BELANAK DAN IKAN TINTANG
Ikan Belanak
Gambar Ikan Belanak
Sumber: Google.com
Belanak atau
gorues adalah ikan yang hidup di daerah pantai dan mempunyai beberapa spesies.
Namun, jenis yang umum dikenal adalah Mugil cephalus, M. labiosus, dan Liza
oligolepsis. Belanak merupakan ikan pantai yang kadang-kadang masuk ke dalam
tambak sehingga dipelihara bersama dengan bandeng dan udang laut (udang windu,
putih, dan api-api). Belanak mempunyai kepala gepeng dan warna keperak-perakan.
Giginya sangat kecil atau tidak ada sama sekali. Matanya dapat diliputi oleh
dua selaput bening yang vertikal. Belanak hilir mudik di permukaan pantai dan
masuk hutan-hutan mangrove dan sering kali berenang secara berkelompok sebanyak
20-30 ekor.
Belanak
mempunyai banyak persamaan dengan bandeng dalam hal kebiasaan makan. Makanannya
terdiri atas alga halus dan lumpur. Karenanya, udang dan hewan lainnya pun
kadang-kadang masuk dalam perutnya. Usus belanak panjang (seperti pada
bandeng), sampai beberapa kali panjang tubuhnya.
Budi daya
belanak di tambak belum dilakukan secara serius. Ikan ini biasanya dipelihara
di tambak tradisional dengan ikan lain dan udang laut yang masuk ke dalam
tambak.
Ikan Titang
Gambar Ikan Titang/Kiper
Sumber: Google.com
Titang adalah
suku kecil ikan laut atau muara sungai yang ditemukan di kawasan Indo-Pasifik.
Pada umumnya, ikan ini berwarna keperakan, berbintik-bintik, dan badannya
berbentuk segi empat. Bagian sirip punggung yang mengeras hampir terpisah
dengan bagian sirip yang lunak, sirip dadanya kecil dan bulat, dan sirip
duburnya memiliki empat duir yang tajam.
Habitat
titang adalah muara sungai sekitar estuari, bahkan masuk ke sungai dan
tambak-tambak bersalinitas (kadar garam) tinggi hingga rendah. Titang tergolong
ikan eurihalin, namun tumbuh dengan baik pada salinitas 7-20 ppt. Salinitas
optimum untuk pertumbuhan titang adalah 12-17 ppt. Ikan ini bisa dipelihara di
akuarium air tawar, tetapi lebih baik jika dipelihara di air payau. Di
Australia ikan titang –silver scat dan spotted scat—dipelihara di tambak air
payau. Sering kali ikan ini berenang bergerombol, tetapi kadang-kadang juga
sendirian dan/atau bergabung dengan ikan beronang atau ikan kepe-kepe. Namun,
benih titang berenang secara bergerombol. Benih titang dapat ditangkap di muara
sungai dan sekitar muara sungai dengan dasar perairan berlumpur pada kedalaman
0,5-3.
Penyebaran
ikan titang spotted scat meliputi Indo-Pasifik, India, Cina Selatan, Filipina,
Malaysia, dan Australia. Di Indonesia titang spotted scat tersebar di perairan
Sumatera, Jawa, Madura, Bali, Indonesia, dan Australia. Di Indonesia titang
silver scat hanya terdapat di Papua/Irian Jaya. Karena itu, silver scat disebut
titang Irian/Papua atau ketang-ketang Irian/Papua.
CARA BUDIDAYA IKAN DI KARAMBA JARING APUNG
CARA BUDIDAYA IKAN DI KARAMBA JARING APUNG
Budidaya ikan sistem KJA merupakan
suatu kegiatan usaha untuk memproduksi ikan dengan cara memanfaatkan perairan
umum sebagai media hidup dan tumbuh ikan. Keramba jaring apung atau kantong
jaring terapung adalah berupa kantong jaring yang letaknya terapung dipermukaan
air dengan disengaja oleh pengapung yaitu berupa drum (Rochdianto, 2004). Budidaya ikan dalam karamba jaring apung
adalah membesarkan ikan didalam wadah yang diapungkan di permukaan air, dimana
wadah tersebut semua sisinya diselubungi oleh material (jaring) untuk menahan ikan
didalamnya. Karamba Jaring Apung (KJA) yaitu wadah atau tempat
budidaya ikan yang terbuat dari bahan jaring yang digantungkan pada kerangka
(rakit). Budidaya ikan dalam karamba jaring
apung dikelompokkan sebagai usaha pemeliharaan intensif, yakni dengan pemberian
pakan yang berkualitas, penggunaan benih unggul, padat penebaran tinggi, juga
harus didukung oleh lingkungan yang baik serta kemampuan pengelolaan yang baik
pula.
Salah satu teknik budidaya ikan yang potensial
untuk dikembangkan di perairan umum terutama di danau dan sungai adalah
pemeliharaan ikan dalam karamba jaring. Jenis ikan yang dapat dipelihara pada
karamba jaring apung tidak terbatas pada komoditas tertentu saja, tetapi hampir
semua jenis ikan yang bernilai ekonomis dapat dipelihara dalam wadah ini,
seperti ikan mas, nila, lele, gurame, patin. Sarana Karamba jaring apung terdiri dari karamba yang terbuat dari bahan
polyetilene atau sering disebut dengan jaring trawl, kerangka, jaring, pemberat,
pelampung, dan jangkar. Sedangkan prasarana budidaya meliputi perahu,
generator, aerator, dan sarana kerja lapangan.
Budidaya ikan air tawar dalam karamba jaring
apung meliputi kegiatan pemilihan lokasi, persiapan sarana dan prasarana
budidaya, pemeliharaan ikan yang dibudidayakan, pengelolaan pakan, monitoring
pertumbuhan, pemilahan ukuran ikan, pengendalian hama dan penyakit, panen.
Pokok Bahasan :
Penyelenggaraan
kegiatan praktikum budidaya ikan dalam karamba jaring apung.
Kompetensi :
Setelah melakukan kegiatan praktikum
ini, diharapkan peserta praktikum mampu melakukan kegiatan budidaya ikan dalam
karamba jaring apung.
Petunjuk Praktikum
A. Alat dan Bahan
Tabel Alat dan Bahan
No
|
Keprluan
|
Alat
|
Bahan
|
1
|
Pembuatan KJA
|
Pisau, gunting, palu, pahat, gergaji, tang,
mistar kayu, meteran dan alat tulis
|
Jaring multifilament, Bambu, Drum, Belahan bamboo, Tali, Kawat, Kayu kaso, Tambang plastic, Jangkar, Paku
|
2
|
Perawatan KJA
|
Sikat, Selang, Pompa submersible
|
Jaring / kurungan apung
|
3
|
Pemberian pakan
|
Timbangan dan Baskom
|
Pakan
|
4
|
Untuk pungukuran panjang dan berat
|
Penggaris, Timbangan digital, Baskom, Alat pilah ukuran (alat grading), Seser
|
Sample ikan yang akan diukur
|
5
|
Pengamatan kualitas air
|
Thermometer, ph meter /Kertas lakmus, DO
meter, Current druge dan stopwatch, Secchi disk
|
Sample air
|
6
|
Pengobatan ikan yang sakit
|
Ember / bak dan Seser
|
Obat-obatan, ikan yang terserang penyakit
|
7
|
Panen
|
Timbangan, Bambu, Waring, Peralatan aerasi, Ember, Seser/serokan halus, Bak penampungan
|
Ikan yang panen
|
8
|
Pascapanen (pengangkutan)
|
Kantong plastic, Styrofoam, Bak/ember, Selang oxygen, Lakban, Karet gelang, Timbangan
|
Ikan yang telah dipanen dan es
|
B. Prosedur
Praktikum
Kegiatan
praktikum budidaya ikan dalam Karamba Jaring Apung (KJA) secara teknis meliputi
persiapan sarana dan prasarana, pemilihan dan penebaran benih, pengamatan kualitas
air, pengelolaan pakan, dan persiapan panen.
1. Persiapan
Sarana dan Prasarana Budidaya
a. Pembuatan Karamba Jaring Apung (KJA)
Desain konstruksi Keramba Jaring Apung terdiri dari komponen rakit apung, kurungan,
pelampung dan jangkar. Cara pembuatan masing-masing komponen tersebut adalah
sebagai berikut :
1.
Rakit Apung
Pembuatan rakit apung dapat dilakukan di darat dengan terlebih dahulu
membuat kerangka sesuai dengan ukuran. Kerangka ini berfungsi sebagai tempat
peletakan kurungan yang berbentuk segi empat dan terbuat dari bahan bambu atau
kayu. Setiap unit kerangka dapat terdiri dari 2 atau 4 kurungan tetapi secara
ekonomi setiap unit dianjurkan sebanyak 4 (empat) buah kurungan. Kerangka
ditempatkan di lokasi budidaya dengan diberi jangkar sebanyak 4 buah agar tetap
pada tempatnya atau tidak terbawa arus.
2.
Kurungan
Kurungan berfungsi sebagai wadah pemeliharaan ikan yang terbuat dari jaring
bahan polyethilen (PE) D. 18 dengan lebar mata jaring disesuaikan dengan ukuran
ikan yang dipelihara. Bentuk kurungan disesuaikan dengan bentuk kerangka rakit
yaitu empat persegi. Kurungan apung yang telah siap dibuat dipasang pada
kerangka rakit dengan cara mengikat ke empat sudut bagian atas pada setiap
sudut kerangka. Supaya kerangka jaring apung tetap terbentuk bujur sangkar,
maka pada sudut bagian bawah jaring diberi pemberat. Kedalaman kurungan
disesuaikan dengan kecerahan perairan lokasi budidaya.
Tabel 1. Ukuran mata jaring sesuai dengan ukuran ikan yang dipelihara
Berat Ikan
(g)
|
Ukuran Jaring
(m)
|
Ukuran Mata Jaring
(inchi)
|
Periode
(bulan)
|
4 – 10
|
2 x 2 x 2
|
0,5
|
1
|
10 – 50
|
3 x 3 x 2.5
|
0,75
|
3
|
50 – 150
|
4 x 4 x 3
|
1
|
3 - 4
|
150 – 500
|
4 x 4 x 3
|
1,55
|
9 - 10
|
> 500
|
4 x 4 x 3
|
2
|
...
|
Gambar 1.
Kerangka rakit apung
Gambar 2. Pola pembuatan kurungan
Gambar 3. Cara pengikatan jaring
Gambar 4. Kurungan telah dipasang dirakit
3.
Pelampung
Untuk mengapungkan
sarana budidaya termasuk rumah jaga diperlukan pelampung. Pelampung dapat
digunakan drum plastik volume 200 liter. Dan untuk menahan rakit diperlukan
pelampung sebanyak 12 buah. Pelampung diikat dengan tali polyethelene (PE) yang
bergaris tengah 0,8 - 1,0 cm.
4.
Jangkar
Jangkar berfungsi sebagai pemberat untuk menahan
sarana budidaya agar tidak bergeser dari tempatnya akibat pengaruh arus dan
angin ataupun gelombang. Setiap inti keramba jaring apung dipergunakan jangkar
4 buah yang terbuat dari besi dengan berat 50 kg. Panjang tali jangkar biasanya
1,5 kali kedalaman perairan pada waktu pasang tinggi.
b. Persiapkan Prasarana Budidaya
Prasarana budidaya dalam karamba jaring apung terdiri
dari :
1. Perahu diperlukan untuk alat transportasi melakukan
kegiatan seperti membeli pakan, mengganti jaring, memperbaiki komponen karamba
yang rusak, membawa benih atau hasil panen.
2. Generator, beberapa peralatan KJA memerlukan listrik
seperti aerator, dan sebagai sumber penerangan sehingga keberadaan generator
wajib ada.
3. Aerator, diperlukan selama kegiatan budidaya untuk
treatment ikan dengan obat-obatan untuk menanggulangi penyakit.
4. Sarana kerja lapangan, seperti seser, timbangan untuk
menimbang pakan dan ikan, ember, alat pencuci jaring.
c. Pengecekan KJA
Setelah konstruksi karamba jaring apung telah selesai
dibuat maka dilakukan pengecekan terhadap bagian yang masih kurang baik atau
rusak. Pengecekan ini bertujuan untuk mengetahui layak tidaknya untuk digunakan
kegiatan budidaya. Selain itu juga, jaring harus dipastikan tidak ada yang
rusak dan ukuran mata jaring sesuai dengan ukuran ikan yang akan ditebar.
d. Perawatan KJA
Tindakan perawatan
karamba jaring apung merupakan upaya untuk memperpanjang waktu pemakaian jaring
sehingga dapat menurunkan biaya produksi. Cara perawatan jaring, yaitu :
o Pembersihan jaring dengan cara disemprot air dengan
menggunakan pompa.
o Pergantian jaring disesuaikan dengan ukuran ikan yang
dipelihara atau disesuaikan dengan material yang melekat pada jaring minimal
dilakukan 2-3 minggu sekali.
o membuang atau membersihkan material dan bangkai ikan
yang mati bertujuan agar pertukaran air menjadi lebih lancar.
Selama kegiatan pemeliharaan ikan ukuran mata jaring berbeda harus
disiapkan. Pergantian jaring dilakukan dengan cara, sebagai berikut :
o Membuka pemberat yang terdapat pada sudut-sudut bawah
jaring.
o Kemudian seret jaring kesalah satu arah dan
mempersempit ruang geraknya.
o Pasang jaring baru dengan kedua titik pengikat dan
diikat dengan kencang.
o Jaring lama ditarik sebagian masuk ke jaring yang baru
dipasang dan giring ikan masuk ke jaring baru.
o Jaring lama diangkat dan dijemur.
o Setelah dijemur kemudian dicuci.
o Jaring baru dipasang dua titik pengikat yang belum
kencang dikencangkan
o Pemasangan jaring dengan merentangkan keempat sudut
bagian atasnya dan bagian bawah pada balok perentang, kemudian ikat pada
sudut-sudut rakit.
o Periksa kembali dengan teliti terhadap mata jaring
yang sobek/putus.
o kemudian pemberat dipasang.
2. Pemilihan dan Penebaran Benih
Benih yang digunakan
untuk budidaya perlu diperhatikan dan diseleksi benih yang betul-betul sehat.
Benih yang sakit akan terhambat pertumbuhannya dan lebih berbahaya lagi adalah
penularannya ke ikan didalam wadah budidaya.
Tabel 2. Ciri-ciri benih yang baik
No.
|
Ciri-ciri
benih yang baik
|
1.
|
Benih sehat
|
2.
|
Anggota tubuh lengkap
|
3.
|
Bergerak
aktif
|
4.
|
Ukuran seragam
|
5.
|
Tidak cacat
|
6.
|
Jenis unggul
|
7.
|
Respon tinggi terhadap pakan
|
Padat tebar tergantung ukuran dan
jenis ikan yang akan dipelihara. Sebelum benih ditebar dilakukan aklimatisasi
yang caranya sebagai berikut :
o
Masukkan benih yang masih terbungkus kedalam kolam.
o
Biarkan dinding plastik mengembun. Ini tandanya air
kolam dan air dalam plastik sudah sama suhunya.
o
Setelah itu buka plastiknya air dalam kolam dimasukkan
sedikit demi sedikit kedalam plastik tempat benih sampai benih terlihat dalam
kondisi baik.
o
Selanjutnya biarkan benih keluar dengan sendirinya.
o
Untuk benih yang berasal dari lokasi jauh dan
pengepakannya menggunakan kantong plastik cara aklimatisasinya dilakukan secara
perlahan.
o
Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada waktu pagi
atau sore hari.
3. Pengamatan Kualitas
Air
a. Pengukuran pH (derajat keasaman)
Pengukuran
pH dengan menggunakan pH meter atau kertas lakmus. Waktu pengukuran pH
dilakukan pada pagi hari pukul 06.00 WIB, siang pukul 12.00 WIB dan sore hari
pukul 17.00 WIB. Prosedur pengukuran pH dengan pH meter adalah sebagai berikut
:
o
Buka tutup pH meter.
o
Menggeser tombol yang terdapat dibagian atas pH meter
dan tunggu sampai angka yang ditunjukkan pH meter menunjukkan 0.0.
o
Celupkan ujung pH meter ke dalam air dan tunggu sampai
angka yang terdapat pada pH meter stabil.
o
Amati dan baca angka yang ditunjukkan pH meter
kemudian catat.
Prosedur pengukuran pH dengan menggunakan kertas lakmus,
yaitu :
o
Ambil satu
lembar kertas lakmus kemudian celupkan ke dalam air yang diukur nilai pH nya.
o
Mengeringkan
dengan cara mengangin-anginkan kertas lakmus sampai perubahan warna yang
tertera pada kertas lakmus tetap.
o
Mencocokkan
kertas lakmus tersebut dengan warna standar pada pH indikator yang sudah
diketahui nilai pH nya. Warna yang sesuai dengan warna yang ditunjukkan pH indikator
adalah nilai pH air yang diukur.
b. Pengukuran Oksigen Terlarut (DO/Dissolved
Oxygen)
Pengukuran oksigen
terlarut dengan menggunakan DO meter dengan satuan ppm (mg/l). Waktu pengukuran
DO dilakukan pada pagi pukul 06.00 WIB, siang hari pukul 12.00 WIB dan sore hari pada pukul 17.00 WIB.
Prosedur pengukuran DO adalah sebagai berikut :
o Lakukan kalibrasi sebelum digunakan yaitu dengan
menekan tombol nol pada saat kalibrasi sensor tidak dipasang terlebih dahulu.
o Mencelupkan sensor DO meter ke dalam air yang diukur
kadar oksigennya.
o Membiarkan
beberapa saat dan amati angka yang ditunjukkan oleh alat.
o Mencatat angka yang tertera pada layar yang merupakan
hasil dari pengukuran.
c. Pengukuran Suhu
Pengukuran suhu dilakukan dengan
menggunakan thermometer dengan satuan °C. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga
kali pengukuran dalam sehari, yaitu pada pagi hari pukul 06.00 WIB, siang hari
pukul 12.00 WIB dan sore hari pada pukul 17.00 WIB, ini dilakukan karena
pengaruh dari sinar matahari sehingga diketahui titik minimum dan maksimumnya.
Prosedur dalam pengukuran suhu, yaitu :
o
Thermometer dikalibrasi terlebih dahulu.
o
Celupkan thermometer ke dalam air yang akan diukur
suhunya. Thermometer dicelupkan sampai kedalaman 20 cm selama ±
1-2 menit dengan cara membelakangi matahari dan hindari kontak langsung dengan
tangan.
o
Kemudian baca
skala yang ditunjukan thermometer saat masih didalam air yang diukur suhunya.
o
Catat hasil
pengukuran suhu yang tertera dalam skala thermometer.
d. Pengukuran Kecepatan Arus
Pengukuran
kecepatan arus dengan menggunakan current druge dengan satuan meter/detik,
dilakukan pada sisi kanan, kiri dan depan karamba. Cara pengukuran kecepatan
arus dengan menggunakan stopwatch dan bola pimpong bertali, yaitu :
o Amati arah arus pada perairan yang akan
diukur kecepatan arusnya.
o Kemudian turunkan current druge searah
dengan arah arus.
o Bersamaan dengan
alat diturunkan hidupkan stopwatch.
o Matikan
stopwatch saat alat mengencang lurus, amati dan catat waktu yang tertera pada
stopwatch.
o Amati angka yang
ada pada tali, yang sebelumnya tali sudah diberi tanda/skala.
o Lakukan
perhitungan kecepatan arus, yang cara sebagai berikut :
s
V =______
t
|
V = Kecepatan arus
s = Jarak tali saat mengencang
t = Waktu saat tali mengencang
e. Pengukuran Kecerahan
Untuk mengukur kecerahan air menggunakan
secchi disk dengan satuan meter dilakukan
setiap hari pada siang hari pukul 12.00 WIB tempat pengukuran di sisi karamba. Cara pengukurannya, yaitu :
o Masukkan secchi disk ke dalam air yang
akan diukur kecerahannya.
o Turunkan pelan-pelan hingga piringan
yang berwarna putih tidak tampak. Catat kedalaman air ketika pertama kali
piringan secchi terlihat menghilang (nilainya H).
o Naikkan kembali secchi disk pelan-pelan
ke atas. Catat kedalaman air ketika pertama kali piringan yang berwarna putih nampak
(nilainya T).
o Hitung nilai kecerahan (C) yaitu :
H + T
C =_________
2
|
4. Pengelolaan Pakan
a. Jenis Pakan
Pakan merupakan salah
satu faktor eksternal penting dalam budidaya ikan. Pakan buatan adalah pakan yang dibuat dari satu atau kombinasi beberapa
bahan penyusun. Pakan ikan merupakan bagian yang perlu mendapatkan perhatian
khusus dalam kegiatan budidaya perikanan. Selain itu, pakan juga menentukan
pertumbuhan ikan dan kualitas lingkungan budidaya. Jenis Pakan yang diberikan adalah pakan buatan
atau pellet dengan ukuran dan formulasi disesuaikan dengan kebutuhan ikan serta
jenis dan ukuran ikan yang dipelihara dalam karamba.
b. Efisiensi
Penggunaan Pakan
Ikan yang dibudidayakan mempunyai konversi pakan yang berbeda, tergantung
jenis, umur, ukuran, pakan dan kondisi lingkungan. Untuk mengukur tingkat
efisiensi penggunaan pakan, ada beberapa parameter yang dapat digunakan seperti
tingkat kelulusan hidup, perbandingan konversi pakan, insidens biaya, indeks
keuntungan dan biaya yang timbul sebagai akibat penggunaan pakan.
1. Tingkat kelulusan hidup / survival rate (Sunyoto, 1994)
Nt
SR = ________ X 100 %
No
|
Keterangan :
SR = Survival rate / tingkat kelulusan hidup (%)
Nt = jumlah ikan yang hidup pada akhir pemeliharaan
(ekor)
No = Jumlah ikan yang ditebar (ekor)
2. Rasio konversi pakan / Feed Conversion Ratio (Sunyoto, 1994)
F
C = _______
Bi -
Bo
|
Keterangan :
C
= Konversi pakan
F
= Jumlah pakan yang diberikan selama pemeliharaan (g)
Bi = Berat biomass akhir
pemeliharaan (g)
Bo = Berat biomass awal pemeliharaan (g)
3. Insidens biaya
Insidens biaya adalah
perbandingan antara harga total pakanyang digunakan (Rp) dengan total berat
ikan yang dihasilkan (kg).
4. Indeks keuntungan
Faktor lain yang
berperan penting dalam menilai efisiensi penggunaan pakan adalah harga produk
yang dihasilkan yaitu nilai perbandingan antara jumlah harga jual ikan yang
dihasilkan dibagi dengan jumlah biaya penggunaan pakan.
Jumlah
nilai ikan yang dihasilkan (Rp)
Indeks Keuntungan =_____________________________________
Jumlah
biaya penggunaan pakan (Rp)
|
5. Laju pertumbuhan
Selang waktu yang dibutuhkan ikan untuk
mencapai ukuran tertentu. Dalam selang waktu tertentu diharapkan mampu mencapai
ukuran yang dibutuhkan pasar. Berikut adalah cara perhitungan
Laju Pertumbuhan Harian (Sunyoto, 1994), yaitu :
Bh – Bo
LPH = ______________ X 100 %
Bh + Bo
______________ X h
2
|
Keterangan :
LPH = Laju Pertumbuhan Harian (%)
Bo = bobot ikan rata-rata pada awal
pemeliharaan (g)
Bh = Bobot ikan rata-rata pada hari
ke h (g)
h = Lama pemeliharaan (hari)
6. Biaya penggunaan pakan
Biaya penggunaan pakan adalah biaya yang
timbul akibat adanya penggunaan pakan, diluar harga pakan itu sendiri. Contoh
biaya pengangkutan pakan dan ongkos buruh yang memberikan pakan.
c. Teknik Pemberian Pakan
Tujuan
penerapan teknik pembarian pakan adalah untuk menentukan sedikit mungkin pakan
yang diberikan agar dapat menghasilkan keuntungan yang maksimal. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam proses pemberian pakan, yaitu :
o Cara pemberian pakan dapat dilakukan
dengan :
·
Pakan
ditebar secara langsung
·
Menggunakan
alat bantu seperti ember atau kaleng yang bagian bawahnya berbenuk kerucut
(berfungsi sebagai alat pemberi pakan semi otomatis) yang cara kerjanya atas
dasar tenaga sentuhan ikan.
·
Automatic feeder yang bekerja menggunakan tenaga listrik dan
dapat diatur sewaktu mengeluarkan pakan.
o Waktu pemberian pakan
Waktu pemberian pakan bisa dilakukan pada
pagi, siang, sore ataupun malam hari. Pemberian pakan hendaknya disesuaikan
dengan kebiasaan ikan aktif mencari makan, misalnya lele dan patin yang dikenal
dengan hewan nokturnal (aktif dimalam hari) maka jumlah yang diberikan pada
sore dan malam hari lebih banyak dibandingkan dengan pemberian pakan pada pagi
atau siang hari.
o Jumlah pakan
Banyaknya pakan yang dibutuhkan dinyatakan
dalam persentase (%) per hari berat keseluruhan ikan. Setiap jenis ikan yang
dipelihara pada umur dan ukuran tertentu akan berbeda jumlah pakan yang
diberikan. Cara mengetahui jumlah pakan yang diberikan dalam satu hari, yaitu :
·
Ambil
sample ikan 10 % dari jumlah total ikan yang dipelihara.
·
Timbang
sample ikan hitung rata-rata berat ikan.
·
Rata-rata
berat ikan dikalikan jumlah total ikan yang dipelihara dapat diketahui biomassa
ikan.
·
Kemudian
biomassa dikalikan dengan dosis pakan yang ditentukan sesuai ukuran ikan yang
dipelihara
o Frekuensi pemberian
Frekuensi pemberian pakan adalah kekerapan
waktu pemberian pakan dalam sehari, bisa 1 kali, 2 kali, 3 kali atau bisa lebih
sering lagi.
o Tempat pemberian pakan
Pemilihan tempat pemberian pakan dimaksudkan
agar ikan terjamin dengan pakan yang cukup, efisiensi jumlah pakan yang
disediakan sesuai dengan kebiasaan makan ikan. sehingga ikan terbiasa muncul ke
permukaan pada jam dan tempat pemberian pakan yang telah ditetapkan.
5. Monitoring Pertumbuhan
Monitoring pertumbuhan
ikan merupakan salah satu kegiatan pengelolaan untuk kesehatan ikan, karena
ikan yang dalam kondisi kurang sehat pertumbuhannya cenderung lambat.
Pertumbuhan ikan adalah perubahan ikan baik dalam bobot, panjang, maupun selama
periode waktu tertentu. Untuk memonitor pertumbuhan ikan yang dipelihara
dilakukan pengukuran panjang dan berat ikan secara sampling setiap seminggu
sekali dengan mengambil ikan secara acak sebanyak 10 % dari jumlah total,
kemudian lakukan pengukuran panjang dan berat ikan tersebut.
a. Prosedur
pengukuran berat, yaitu :
o Sample ikan yang diambil dimasukan dalam baskom/ember.
o Timbang per ekor berat ikan.
o Catat angka hasil timbangan yang tertera pada layar
timbangan.
b. Prosedur pengukuran panjang, yaitu
:
Pengukuran panjang sample ikan dilakukan satu per satu dengan menggunakan
penggaris ukur.
6. Pemilahan Ukuran (Grading)
Pemilahan ukuran ikan (Grading)
dilakukan agar ikan yang dibudidayakan berukuran seragam. Penyeragaman ikan
dilakukan mulai dari awal kegiatan budidaya dan selanjutnya dilakukan minimal
satu minggu sekali atau terutama kalau terdapat variasi ukuran. Prosedur
pemilahan ukuran, yaitu :
o Siapkan peralatan yang dibutuhkan untuk pemilahan
ukuran / grading.
o Buang air dari kolam pemeliharaan ikan yang akan
dipilah ukurannya.
o Serok ikan yang akan di grading dengan menggunakan seser atau jaring lalu pilah dengan alat
grading atau dengan cara manual.
o Siapkan kolam pemeliharaan lain untuk menampung ikan
sesuai ukuran.
o Kemudian pisahkan ikan yang sudah di grading sesuai ukuran di kolam
pemeliharaan yang sudah disiapkan.
7. Pengendalian Hama dan Penyakit
a. Pengendalian Hama
Hama dapat menyerang dan merusak kurungan KJA. Penanggulangan hama dapat
dilakukan dengan cara menutup bagian atas kurungan dengan jaring serta
memagar/melingkari kurungan KJA.
b. Pencegahan Penyakit
Untuk mengetahui jenis penyakit dan cara pencegahannya diperlukan diagnosa
gejala penyakit. Gejala penyakit untuk ikan yang dibudidayakan dapat
dilihat/diamati dengan tanda-tanda sebagai berikut :
o Ada kelainan tingkah laku
Salah satu atau beberapa ikan keluar dari kelompoknya
dan cara berenangnya miring atau "driving" (ikan yang berada di
permukaan langsung menuju dasar dengan cepat). Gejala demikian biasanya disebabkan
oleh beberapa penyakit, antara lain : penyakit insang, penyakit sistem saraf
otak, keracunan bahan kimia logam berat, dan kekurangan vitamin.
o Ikan tidak mau makan
Perhatikan sudah berapa lama keadaan ini terjadi,
penyebabnya adalah : penyakit diabetes (oxydized
fatty), kelebihan mineral yang berasal dari pakan dan kebosanan yang
terjadi karena persediaan pakan sedikit.
o Ada kelainan pada bentuk ikan
Hal ini terjadi pada rangka ikan dan permukaan tubuh
ikan.
o Mata tidak normal
Disebabkan oleh bakteri dan parasit tremotoda Giganea sp.
Untuk organ tubuh ikan bagian dalam gejala penyakit dapat terjadi pada :
o Insang hilang beberapa bagian, disebabkan kekurangan
darah dan keracunan, atau parasit yang berupa ciliata dan monogenik.
o Otak, terjadi pendarahan dan TBS, disebabkan oleh
parasit Myxosporadia, Giganea sp, Streptococcus sp, dan Nocardia
sp.
o Jantung, menjadi tebal dan membesar disebabkan oleh
bakteri klas Mycospradia, membran
jantung membesar karena diserang bakteri Streptococcud
spp.
o Hati, membesar atau mengecil, warna hijau/kuning
disebabkan oleh perubahan kadar lemak (fatty
change liver desease). Jamur yang berasal dari pakan yang terkontaminasi
dapat menyebabkan hati mengalami pendarahan, keras, mudah pecah.
o Lambung, menjadi kembung, luka dan berlobang
disebabkan oleh parasit yang termasuk klas Cestoda.
o Usus, luka dan pendarahan keluar dari anus dan
vibriosis yang disebabkan oleh parasit dalam klas Nematoda, Trematoda, Cestoda dan Acanthocephala.
o Limpa, menjadi besar/kecil dan kekurangan darah,
disebabkan oleh
adanya penyakit dibagian lain.
adanya penyakit dibagian lain.
o Otot, Warna tidak jelas/putih, terjadi pendarahan,
disebabkan oleh bakteri Nacordia sp atau
serangan parasit Microsporidae.
Untuk mencegah agar
ikan yang dibudidayakan dalam KJA tidak terkena penyakit dapat dilakukan
hal-hal sebagai berikut :
o Menjaga kebersihan tempat budidaya, dibersihkan secara
periodik.
o Menjaga lingkungan dari limbah industri dan
bahan-bahan kimia.
o Memeriksa jenis pakan yang diberikan dan hindarkan
kontaminasi jamur.
o Lakukan vaksinasi bagi ikan yang sehat.
o Lakukan pemisahan ikan yang sehat dengan ikan yang
terkena penyakit.
c. Pengobatan Penyakit
Penanganan terhadap
ikan yang terkena penyakit dapat dibagi atas dua langkah, yaitu berdasarkan
teknik budidaya dan berdasarkan terapi kimia. Tindakan-tindakan yang dilakukan
berdasarkan teknik budidaya antara lain adalah :
o Menghentikan pemberian pakan pada ikan.
o Mengganti makanan dengan jenis lain.
o Mengkelompokkan ikan menjadi kelompok-kelompok yang kepadatannya/
densitasnya rendah.
o Bila mungkin ikan-ikan dipanen, daripada menjadi wabah
bagi ikan yang lain.
Berdasarkan terapi kimia hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam tahap ini adalah sebagai berikut :
o Memeriksa kepekaan dari masing-masing obat yang akan
digunakan.
o Memeriksa batas dosis yang aman untuk masing-masing
obat agar tidak terjadi "over dosis".
o Menjaga agar obat tidak terkontaminasi oleh bakteri.
o Memperhatikan keterangan yang dikeluarkan oleh pabrik
obat tersebut.
Cara pemberian obat
yang akan digunakan dapat ditentukan sendiri dengan memperhatikan bentuk obat,
jumlah ikan yang terkena penyakit, kondisi dan sarana yang dimiliki di tempat
budidaya. Ada beberapa cara pemberian obat yang dapat digunakan, yaitu :
o Ditenggelamkan dalam tempat budidaya.
o Disebarkan pada permukaan.
o Dicampurkan dalam pakan.
o Dengan cara injeksi.
8. Panen
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
kegiatan pemanenan ikan dalam KJA yaitu menetapkan
saat panen yang tepat, mempersiapkan bahan dan peralatan yang
dibutuhkan, cara melaksanakan pemanenan yang baik. Prosedur kegiatan pemanenan ikan yang
dibudidaya dalam KJA, yaitu :
o
Waktu
pelaksanaan panen yang tepat yaitu pada pagi atau sore hari saat suhu air rendah
sehingga ikan tidak stress.
o
Sebelum
ikan dipanen dipuasakan terlebih dahulu selama satu hari agar dalam
pengangkutan nantinya ikan tidak banyak mengeluarkan kotoran.
o
Siapkan
alat dan bahan untuk memanen yaitu peralatan untuk menangkap ikan, menampung
sementara dan menimbang ikan.
o
Selipkan
bambu tersebut di bawah jaring KJA yang akan dipanen. Kemudian bambu atau
tambang tersebut digerakan mengarah ketepi sehingga ikan akan terkumpul ditepi
jaring.
o
Setelah
ikan berkumpul, ikan tinggal ditangkap dan ditimbang.
o
Siapkan
ember atau fiber dengan aerasi untuk menampung ikan hasil panen.
o
Lakukan
pemanenan sampai ikan dalam KJA habis.
o
Penangkapan
ikan perlu hati-hati, karena penangkapan yang kasar menyebabkan kerusakan fisik
yang akan mengganggu kesehatan dan penampilan ikan.
Pengangkutan
ikan yang dipanen terdiri dari pengangkutan sistem terbuka dan tertutup.
Berikut adalah kegiatan yang dilakukan pada sistem pengangkutan terbuka dan
tertutup, yaitu :
a. Pengangkutan
Sistem Terbuka
Pengangkutan sistem terbuka biasanya digunakan untuk pengangkutan melalui
jalur darat dan jarak yang akan ditempuh relatif dekat. Hal-hal yang perlu
diperhatikan pada sistem terbuka, yaitu :
o
Wadah
yang digunakan bervariasi, mulai dari yang sederhana atau bekas pengemasan
bahan kimia, seperti ember, jerigen plastik, drum/tong plastik hingga yang
didesain khusus untuk pengangkutan, seperti kemplung dan bak fiber glass.
o
Pada
pengangkutan ini sumber oksigen untuk pernafasan ikan sebagian besar adalah
oksigen yang terlarut dalam air, yang lainnya hasil diffusi dari udara pada
tekanan udara yang normal.
o
Pada
sistem ini perbandingan volume air dengan berat ikan relatif lebih besar
dibanding sistem tertutup. Untuk pengangkutan ikan selama 5 jam, paling tidak 5
liter air diperlukan untuk mengangkut 1 kg ikan.
o
Makin
lama waktu angkut makin tinggi perbandingan volume air dengan berat ikan.
Untuk mengurangi
volume air atau untuk meningkatkan lama pengangkutan. Pada sistem pengangkutan terbuka
dilakukan upaya-upaya menghambat laju metabolisme dan mencukupi oksigen selama pengangkutan,
yaitu :
o
Upaya
menghambat laju metabolisme dilakukan dengan menjaga agar suhu air selama
pengengkutan rendah, yaitu dengan melaksanakan pengangkutan itu pada pagi/malam
hari atau menambahkan es ke dalam wadah angkut.
o
Upaya
mencukupi oksigen selama pengangkutan dilakukan dengan cara :
·
Melakukan
upaya untuk meningkatkan daya diffusi oksigen ke dalam air. Cara sederhana
adalah dengan memuncratkan air dengan tangan. Pada cara pengangkutan yang lebih
modern adalah dengan memasang aerator. Dengan alat ini terjadi kontak antara
gelembung udara dengan air pada daerah yang lebih luas sehingga terjadi diffusi
oksigen yang lebih tinggi.
·
Berhenti
pada setiap selang waktu tertentu untuk mengganti air. Dengan penggantian air
ini, air yang sudah berkurang oksigennya diganti dengan air yang berkualitas
lebih baik. Cara ini sekaligus befungsi membuang kotoran ikan atau ammoniak
yang meningkat konsentrasinya selama masa pengangkutan, sehingga ikan terhindar
dari keracunan gas amoniak.
b.
Pengangkutan sistem tertutup
Sistem
pengemasan tertutup merupakan sistem pengemasan yang paling dianggap aman untuk
digunakan baik untuk pengangkutan jarak pendek maupun jarak jauh. Pengangkutan ikan
sistem tertutup meliputi kegiatan sebagai berikut :
o
Siapkan
alat dan bahan yang diperlukan.
o
Lakukan
pengemasan dengan kantong plastik.
o
Kantong
plastik dengan ukuran 150 cm diikat pada bagian tengahnya sehingga terbagi dua
bagian, setelah itu bagian yang satu dibalik sehingga plastik nampak terlihat
rangkap.
o
Udara
yang ada di dalam kantong plastik dibuang dan kemudian dimasukkan oksigen murni
ke dalamnya melalui selang yang yang disambungkan dengan tabung oksigen.
o
Kantong
plastik kemudian diikat dengan karet dan hindari adanya gelembung udara.
o
Kantong
plastik dimasukkan ke dalam styrofoam dengan posisi kantong plastik
ditidurkan
o
Untuk
mempertahankan suhu, dimasukkan es yang sudah dibungkus plastik ke dalam Styrofoam. Kemudian styrofoam dilakban dengan
rapi.
Popular Posts
-
IKAN BELANAK DAN IKAN TINTANG Ikan Belanak Gambar Ikan Belanak Sumber: Google.com Belanak atau gorues adalah ikan yan...
-
CARA BUDIDAYA IKAN D I KARAMBA JARING APUNG Budidaya ikan sistem KJA merupakan suatu kegiatan usaha untuk memproduksi ikan denga...
-
Perikanan budidaya terbagi dalam tiga subsektor yaitu budidaya air tawar, budidaya air payau dan budidaya laut. Setiap subsektor perikanan ...
Blogger templates
Blogroll
Blog Archive
- November 2017 (6)
About
Website AQUASCIENCE merupakan web yang berisi tentang dunia perikanan khususnya dalam hal Teknologi Akuakultur.
Cari Blog Ini
Diberdayakan oleh Blogger.
Mengenai Saya
Copyright ©
SCIENCE OF AQUACULTURE | Powered by Blogger
Design by Flythemes | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com